Dari judul mungkin itu sedikit (tapi sepertinya banyak)
membuat saya ingin meneruskan blog ini. Memenuhinya dengan berbagai cerita kehidupan
yang saya alami, yang menarik, yang menyedihkan, yang konyol, yang bodoh,
bahkan mungkin yang mengerikan (tapi untuk yang terakhir, saya akan
mempertimbangkannya lagi)
Oke, kenapa iri? Karena ada tetangga sebelah (maksud saya
pemilik blog amilitari.blogspot.com yang mulai aktif menulis tentang
kesehariannya apalagi tentang kos (saya dan nyonya pemilik blog itu satu kos).
Mungkin karena gencatan nyonya Ami Litari (tapi biasanya kami memanggilnya
Aming atau Ka Aming) itu menjadi pemompa semangat untuk saya kembali menulis semenjak
saya vakum. Mungkin vakum di sini bukan seperti yang kalian bayangkan. Saya
vakum menulis setelah hanya menulis dua postingan di blog ini (sejak blog ini
dibuat). Bagi saya sendiri itu hal yang konyol. Saya ini memang seorang pemimpi
dan suka memikirkan banyak konsep atau ide-ide galau tapi berbobot (menurut
saya), tapi Mr.MALAS meruntuhkan segalanya.
MALAS!! Saya usahakan akan menyembunyikan dirinya (‘nya’ di
sini adalah MALAS) sejauh mungkin demi keterbelangsungan saya di dunia maya.
Apalagi di dunia blog-blog-an (berarti blog bohongan dong!? Eh Gak ngerti?? Kan
biasanya kita sering dengar masak-masak-an yang artinya masak bohongan, jadi
kalau blog-blog-an berarti blog bohongan. How? Sudah mengerti? Tidak?? Pyuuhh
*tariknapas* =__=” ya sudah abaikan joking jayus saya) Jadi tadi sampai mana?
Oh iya, apalagi di dunia blog-blog-an. Saya harus membuktikan keeksisan saya.
Untuk postingan kali ini mau cerita tentang jeng jeng
jeng...tentang saya sendiri! Saya mau cerita perkenalan kehidupan saya di Surabaya.
Karena saya sudah hampir empat tahun mengadu nasib di Surabaya, jadi gak ada salahnya buat
membagi cerita suka daya selama di Surabaya ini bersama anak-anak kos,
anak-anak di kampus, juga berbagai anak dari berbagai komunitas saya. Di
Surabaya ini sendiri, saya boleh dikasih kesempatan beasiswa kuliah di
Universitas Kristen Petra. Sebagai anak yang biasa saja dari keluarga yang
biasa saja, penampilan yang biasa asja, itu benar-benar berkat buat saya.
Orang-orang di kampus sering banget bilang tentang yang namanya “bukan
kebetulan”. Dan itu yang saya pikir, bahwa saya di Petra jauh-jauh dari
Palangkaraya (kota asal saya) bukanlah suatu kebetulan. Oh iya, di Surabaya
walaupun saya nge-kos, tapi saya satu kos sama kakak saya yang perempuan juga
sepupu saya. Dulunya dia alumni Petra juga dan sekarang sudah bekerja, jadi itu
juga termasuk alasan saya mau ambil kesempatan di Petra.
Fokus cerita akan berkisar seputar kehidupan kos saya. Nama
kos saya itu... *berpikir* sebenarnya kos saya nggak ada namanya, Cuma anak-anak
sering bilang “Kos Cewek Anak Baik-Baik 38a” itu juga kayanya nggak terlalu
sesuai sama imej anak-anaknya. Eh maksudnya di sini bukan berarti anak kos saya
nggak baik lo yaa, kita semua baik koq, baik-baik saja malah. Lebih tepatnya
anak-anak kos kita itu selain baik juga lucu, ramah, rendah hati, tenggang
rasa, norak, suka melawak, bersih tapi juga jorok, berisik, dan DOHOY. Jadi
ngelihat spesifikasi anak-anak kos, kayanya lebih oke kalau kos saya ini
dikasih nama “Kos Cewek Anak Baik Lucu Ramah Rendah Hati Tenggang Rasa Norak
Suka Melawak Bersih Tapi Juga Jorok Berisik Dan DOHOY” How? Tapi sepertinya
kalau saya kasih nama ini, bakalan di sate sama semua anak-anak kos, too long i
think. Jadi sepertinya cukup “Kos Cewek Anak Baik-Baik 38a” saja :P
DOHOY? Apa itu dohoy? Kenapa ada kata dohoy di kos saya?
Kenapa dohoy juga jadi title blog
ini? Sebenarnya kata dohoy ini sering banget di ucapkan sama anak-anak kos
saya. Dohoy itu artinya seperti kampungan. Saya baru sering dengar kata itu
waktu di Surabaya. Padahal kata itu memang berasal dari kota asal saya. Untuk
master dohoy yang paling terkenal di kos saya dulunya adalah Ka Her (nama
aslinya Ka Herlina, tapi biar lebih gaul, disingkat menjadi Ka Her,oh iya Ka
Her ini sepupu saya), tapi sejak Ka Her pulkam ke Palangkaraya, posisi dohoy
sejati dipegang sama Ka Ribka, atau saya lebih suka memanggilnya Ka Hohoy, atau
Ka Ribcoy. Tapi itu bukan berarti Ka Ribka satu-satunya orang terdohoy, karena
menurut saya semua anak-anak kos termasuk saya itu dohoy, termasuk mbak kos
saya juga dohoy. Dan untuk istilah dohoy itu mencakup banyak hal. Bukan Cuma
kampungan, tapi menyangkut semua hal konyol yang kita lakukan di kos. Otomatis
akan banyak kedohoyan yang muncul di blog ini karena memang nama blog ini saja
“Dear Diare Dohoy”. Kenapa namanya begitu? Mungkin untuk postingan berikutnya
bakalan saya bahas lebih lanjut *ini penting reader yang terhormat*.
Hmm.. kayanya sudah sekian introduce tentang apa yang
bakalan saya posting selanjutnya. Mudah-mudahan bisa menyegarkan kehidupan
anak-anak kos yang lain, atau semua yang membaca postingan ini. God Bless
Arigatou
Gozaimasita^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar