Jumat, 13 Desember 2013

Dear Diare :: SISWA vs MAHASISWA


Tiga tahun di SMA harus ditanggalkan. Sekarang sudah saatnya untuk serius dalam menjalani dunia perkuliahan. Dunia santai dan hura-hura sudah bukan jamannya untuk dibawa ke lingkungan Universitas. Dulu kita sebagai siswa, sekarang sudah berganti nama menjadi mahasiswa, artinya kita sekarang sudah menjadi seorang maha dari tingkatan siswa. Tempat belajar telah berganti dan suasana pun juga berbeda dari yang kita lihat sebelumnya.

Ternyata banyak perbedaan antara siswa dan mahasiswa. Sangat banyak malah. Kita sepertinya harus membiasakan diri agar tidak terkejut dalam menghadapinya. Di Universitas kita bisa bertemu dengan lebih banyak orang dari beragam latar belakang. Sebagai mahasiswa kita dituntut untuk harus berusaha dan bekerja keras serta banyak-banyak membuka pandangan seluas-luasnya dan mendewasakan diri dan pikiran. Mahasiswa juga harus lebih giat dalam belajar, karena kebanyakan mahasiswa yang kerjanya hanya bermain main saja pasti akan menempuh masa penyelesaian  perkuliahan dalam waktu yang lama.





Sekarang mulailah melihat perbedaan-perbedaan antara siswa dan mahasiswa. Dimulai dari yang paling mendasar yaitu dari sistem pengajaran.  Siswa di sekolah diajarkan oleh guru, dan diterangkan dengan sejelas-jelasnya oleh guru, guru memegang kendali penting bagi siswa. Pelajaran yang diikuti oleh siswa tergolong sama dari kelas satu sampai kelas tiga. Walaupun pada saat kelas dua dan tiga mungkin sudah mulai dibagi mata pelajaran sesuai jurusan-jurusanya, apakah itu IPA, IPS atau BAHASA, dan kemudian siswa akan menempuh ujian negara yang serempak diadakan di seluruh Indonesia. Dan tolak ukur kelulusan di tentukan oleh negara dan pada tiap tahun-tahunnya mungkin berubah seiring peningkatan pendidikan di Indonesia. Hal itu sangat berbeda jauh dengan dunia mahasiswa. Jika di SMA guru maka di Universitas berganti menjadi dosen. Dosen bersifat haya sebagai pemberi rangkuman materi. Materi perkuliahan harus lebih banyak dikuasai oleh mahasiswa dan itu sangat membutuhkan perhatian dan kerja keras yang tinggi dan hasrat  untuk mandiri, mencari tugas personal. Selain itu mahasiswa juga banyak mendapatkan kegiatan untuk presentasi yang mengharuskan kita untuk tidak pasif dan jika bekerja dalam tim, kita bisa membiasakan diri untuk bekerja sama untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Mata kuliah yang dipelajri oleh mahasiswa beragam sesuai dengan jurusannya.  Dan biasanya jurusan-jurusan ini beragam sehingga memberikan banyak juga macam mata perkuliahan.

Dalam masalah ujian, UTS dan UAS dilaksanakan bersama, tetapi lulusnya seorang mahasiswa ditentukan dari selesainya tuntuntan SKS yang dibebankan pada mahasiswa. Standar untuk Universitas biasanya sama dan jarang untuk berubah. Selain menuntaskan SKS dan mendapatkan IPK yang tinggi, kita juga harus menyelesaikan skripsi, yaitu hasil atau persembahan ide yang ikut menambahkan pengetahuan penting untuk kedepannya. Lulus dari dunia perkuliahan menandakan bahwa kita sudah siap untuk menghadapi dunia kerja atau pun juga dunia perkuliahan yang lebih tinggi untuk meraih gelar serta ilmu pengetahuan yang lebih banyak dari sebelumnya.

Perbedaan siswa dan mahasiswa bukan berhenti begitu saja. Masih banyak perbedaan. Malahan yang paling terlihat yaitu jika siswa lulus, siswa tersebut tidak memiliki gelar di namanya, namun jika kita sudah lulus dari perkuliahan,  maka di belakang nama kita akan dicantumkan gelar sesuai dengan studi yang kita ambil.  Saat ini banyak juga yang berkuliah hanya untuk mengejar gelar, maka kita harusnya, apalagi bagi mahasiswa baru untuk menetapkan tujuan dan memantapkan diri untuk menyelesaikan studi tepat waktu dan juga dengan nilai yang dapat dibanggakan.

Bagaimana dalam hal pakaian yang dikenakan siswa dan mahasiswa? Secara umum seorang siswa itu mengenakan seragam yang telah ditentukan oleh pihak sekolah, dan mewajib menggunakan seragam sekolah tersebut sesuai hari yang ditentukan atau sesuai dengan peraturan yang ditentukan oleh sekolah. Terkadang siswa banyak melanggar penggunaan seragam yang benar. Hal itu menandakan bahwa seorang siswa itu ternyata masih bersifat kekanak-kanakan dan berontak. Sifat seperti itulah yang diharapkan untuk dibuang jauh-jauh dari diri yang telah menjadi mahasiswa. Beralih ke mahasiswa, dimana orang tahu bahwa mahasiswa menggunakan pakaian bebas. Sebebas-bebasnya pakaian seorang mahasiswa, pasti pihak Universitas juga menentukan bagaimana kriteria baju bebas yang boleh digunakan oleh mahasiswa. Contonya mahasiswa  diperbolehkan menggunakan celana panjang bebas yang sopan, serta baju dengan syarat harus berkerah.  Di Universitas negeri hal itu banyak terlihat, tetapi banyak juga yang mengetahui ada juga mahaiswa yang berkuliah di perguruan tinggi swasta boleh menggunakan pakaian yang bebas. Bebas ini diartikan bahwa pakaian itu tidak harus berkerah. Padahal sebenarnya mahasiswa swasta juga di haruskan menggunakan baju berkerah, entah itu kemeja ataupun kaos. Pada permasalahan apa yang dikenakan oleh siswa dan mahasiswa ini ternyata memberi makna, bahwa saat dimana kita sudah memutuskan menjadi mahasiswa, kita diajar untuk bisa bertanggung jawab dengan diri sendiri dan mengatur bagaimana pakaian yang sepantasnya digunakan untuk berkuliah dan pasti sopan serta tidak mengundang hal-hal yang nantinya mungkin bisa menjadi masalah bagi kita.

Bahkan bukan hanya pakaian, tetapi juga ruang kuliah. Siswa pada saat SMA ditaruh dalam ruangan yang sama dalam jangka panjang 1 tahun atau sesuai dengan keputusan sekolah. Kita datang ke sekolah dan duduk di tempat yang sama, namun di perkuliahan kita tidak di kelas yang sama. Namun kita kan menempati kelas yang berbeda-beda sesuai denagn mata kuliah yang kita ambil. Kelas itu pun  bisa beubah seaktu-waktu secara spontan, makanya jangan terkejut, karena terkadang dosen sering mengganti ruang kuliah. Sama halnya dengan jam sekolah, jam perkuliahan juga sangat berbeda jauh. Saat kita masih menjadi siswa, kita telah diatur untuk datang dan pulang sekolah pada waktu yang ditentukan oleh sekolah. Waktu tersbut kita lalui dengan tertib dan wajib bagi seluruh siswa termasuk guru tanpa terkecuali. Berbeda dengan pekuliahan, mahasiswa akan mengikuti pekuliahan sesuai dengan rencana studi yang telah diambil oleh mahasiswa tersebut. Namun dosen dapat mengubah waktu dan tempat perkuliahan. Maka dari itu seorang mahasiswa harus jeli dan cepat tanggap serta menjalin relasi yang baik denga sesama mahasiswa dan juga dosen agar tidak tertinggal informasi.

Mahasiswa dituntut untuk mempelajari bagaimana sistem dunia perkuliahan agar tidak tertinggal oleh orang lain. Jika kita sedikit saja tertinggal maka kita akan terus tertinggal. Makanya sering terjadi ada mahasiswa tingkat atas yang ikut bersama-sama dengan kita di mata kuliah tertentu, itu berarti mahasiswa tingkat atas tersebut sedang mengulang karena nilainya tidak lulus atau karena dia harus memperbaiki nilainya agar lulus untuk memenuhi syarat kelulusan.

Dari berbagai perbedaaan itu, sudah seharusnya kita menyadarkan diri untuk meninggalkan sikap-sikap kekanakan dan seenaknya semasa masih menjadi siswa. Kini lebih baik mengubah diri untuk menghadapi dunia perkuliahan yang berat. Dengan dewasanya pikiran dan tindakan kita, pastilah semua dapat dilewati dengan baik dan pada akhirnya akan memberikan hasil yang memuaskan serta pasti membuat lelah kita terbayarkan dengan layak. Berbahagialah jika kita sekarang boleh menjalani sebagian dari kehidupan kita untuk dunia perkuliahan!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar